Friday, September 03, 2004
like most of my classmates, gw termasuk yang kehilangan kesibukan karena most of our times kita ngurusin skripsi yang menjadi beban. honestly, its a burden. in one side, skripsi itu ngga ada gunanya karena siapa bakal nanya judul dan bahasan skripsi lo waktu lo apply pekerjaan (unless you will apply di US embassy, note there: skripsi gw ngebahas tentang hegemony Amerika Serikat atas dunia yang direpresentasikan oleh sebuah novel. eventually kayaknya gw bakal dikick out bersama aplication gw karena kebanyakan bahasan gw mencatat bahwa The States is not more than a dummy nation trying to make another dummy colonies on the globe with all their fanchises. including the idol stuff). di sisi lain skripsi membuat otak belakangmu selalu aware sama logical thinking. dan kayak gw yang udah tidak kuliah lagi, otak gw serasa buntu karena suddenly gw ngga baca apa2, kecuali entries dari blog, dan majalah gaya hidup. gw harus hati-hati karena gw ngga mau jadi dumb atau lame. again, gw rada unisex, so i read cosmopolitan too. dan artikel yang menarik bukan hanya 'how to please men' tapi juga tentang krisis pribadi yg dialami oleh anak muda seumuran gw. in fact, orang-orang seusia gw, yang sudah mulai merasa bahwa mereka memasuki the faculty of life (read: the real life), menjadi khawatir kalo mereka ngga bisa jadi apa-apa in the future nanti. symptomps are: biasanya suka clueless mau ngelakuin apa, sudah mulai set masa depan dengan mencari kerja (apapun itu namanya, supaya bisa dapet uang hasil keringat sendiri, dan berbangga sedikit sama orang tua yang banyak menuntut dan dengan tak sabar ingin melepaskan kita dari tanggungan ekonomi mereka. its not their fault anyway, kapan kita bisa terbang ke langit luas kalo kita tetap suka di cangkang kita yang hangat. saat dunia menjadi tua, kita menjadi dungu. seperti Robbie Williams di Jack yang dengan cepat bertambah tua, sementara dunia sekitarnya statis di kecepatan itu. thats a different case huh? jadi gini, saatnya terbang, kita harus terbang. tapi dunia harus sadar bahwa tidak semua orang punya waktu yang sama buat take off. like me, mimpi basah gw termasuk telat. i kept asking myself, kapan sperma itu bakal keluar waktu gw tidur, sementara temen gw sibuk dengan gadis kabur yang mereka liat di mimpi basah mereka, and hot it was so colorful. i kept wondering. suara mereka memberat, dan suaraku masih di langit sana. no one can blame hormons right? gw rasa, apapun kita nanti (what we will become) pastinya itu udah lewat proses pematangan yang ngga main-main. kalo emang lo bakal jadi penjahat, be the one yang diingat dan kalo emang lo pengen mati di kursi listrik pastiin crime yang you commit is something really edgy (clue: canibalism sumanto. sampe sekarang gw masih jiper aja ngeliat tu orang. very remote, yet a killing monstro). dan buat gw, sekali lagi, mau jadi penulis, mau jadi penulis apa gw? apa yang membuat orang bakal beli dan baca tulisan gw. should i write about my dualism? about my being depressive and my being suicidal and my being arrogant? no one knows. jawabannya ada di langit, di balik langit, dan di balik langit lagi, di balik langit lagi....
stanley dirgapradja@petit garcon 6:57 PM [comment]
***