Seminggu yang lalu bintang melahirkan anak pertamanya. Bintang adalah nama temen gw, cewek, yang menikah pada umur sangat muda. Terlepas dari nilai budaya lokal dan ikatannya yang sangat menyiksa, mendesak, mengikat atau apapun itu gw berharap bintang menemukan apa yang dia cari selama ini.
Sebenarnya buat apa menunggu lama, bila lo udah yakin dengan apa yang ada di depan mata lo. Kalo lo emang udah yakin bakal spend the rest of your life looking at the same person tiap kali lo bangun. Bukannya mencoba mengancam atau membuat takut. Tapi ada some people out there yang menyukai ide ini.
Mungkin bintang lelah mencari. Mungkin gw masih pengen mencari, mungkin gw begitu menikmati pencarian gw. Sudahlah. Ada banyak jalan menuju roma. In the end, you will end with some one. Dan habislah sudah malam-malam sunyi itu. Mungkin di situ lah the core of marriage. Pertanyaan dengan siapa harus lo habiskan malam sunyi lo tidak akan tertulis lagi. Buat gw pertanyaan itu masih beredar. Malam-malam masih saja sunyi.
In the end, you will end with someone.
Gw belum menjenguk bintang. Berasa ga enak juga. Secara gw dan bintang sangat dekat. Sorry ya tang, gw belum sempat kesana, gw bakal kesana kok sebelum berangkat ke bantul. Tenang aja. Gw bakal ngeliat anak lo yang katanya mungil banget itu. Hehehe. Gw denger dari si amel. Anaknya si bintang laki-laki. Kata temen gw namanya ribet banget. Kebiasaan orang jawa kali. Mau ngasih nama anak musti hati-hati. Supaya ga keberatan nama. Katanya kalo keberatan nama bisa sakit. Karena ga cocok lah. Apa lah. Dan kata temen gw lagi namanya memang begitu sulit. Penuh arti. Nama memang ga cuman nama. Jadi salah satu kutipan sastra barat yang mempertanyakan sebuah nama bisa jadi enak untuk diperdebatkan. Apalah sebuah nama. Ngga bisa gitu. Karena nama seseorang mengandung definisi dan harapan orang tua akan si anak.
Nama gw kayaknya Cuma mengandung selentingan dari bulan lahir gw doang. Secara gw bukan orang jawa jadi soal nama juga akhirnya menjadi terkait dengan ungkapan sastra barat tadi. Apalah sebuah nama. Kasusnya beda dengan orang jawa.
Secara ini adalah anak pertama bintang, dan bintang masih sangat muda, gw penasaran bagaimana perjuangan bintang dan kiki (suaminya) merawat anak mereka. Kalau saja, kalau, bintang belum menikah, gw bisa pastiin bahwa bintang bisa jadi adalah salah satu temen berpesta gw yang setia. Lo tau lah perasaan kalau lo masih muda dan musik di luar sana begitu menarik untuk didengarkan dan dinikmati bersama teman-teman lo yang super asik dan gaul. Sekarang bintang punya anak, pastinya masa-masa berpesta itu sudah lewat. Everything would be about your kid. Dan waktu malam lo udah berakhir jam 9 atau 10 malam. Karena seharian si kecil menyita perhatian.
Gw inget sama my late mom pas adik gw yang bontot, si fanny, baru lahir. Anak kecil emang banyak maunya, ini itu, ngga jelas, karena secara vokal mereka masih basi (ngga bisa ngomong brur),begitu banyak yang mereka inginkan dari rengekan nya. Tapi dasarnya anak adalah harta titipan Tuhan makanya semua orang tua di bumi ini pasti mengutamakan anak mereka dibanding rasa letih dan sakit yang mereka rasakan. Walaupun, di tengah jalan pasti ada perubahan rencana oleh so called life. Yang kadang menyakitkan. Adik gw fanny itu, tidak pernah tahu Ibu kandungnya seperti apa. Sigh. Mulai dari situ hidup gw jadi berasa berat man. Hidup ini penuh chapter dan pola yang ngga gw mengerti apa maunya. Gw hanya bisa jalanin. Sempat gw merasa capek juga dan polanya yang menyesakan tapi keinginan gw untuk melihat seperti apa dunia di masa depan dengan segala kebusukan dan keindahannya membuat gw sekarang di sini.
Anak lo merubah semuanya dalam hidup lo. Gw juga ga tau apa rasanya, bagaimana kalo gw punya anak. Apa anak gw mukanya bakal mirip gw yang jelek ini, berbagi kecintaan gw terhadap dunia film, bakal suka menulis juga, bakal suka nongkrong juga, bakal pendek juga kayak gw. Tuh wanita, itulah gw, dengan segininya gw apa ada lo yang di luar sana mau melahirkan anak gw. Damn. Di mana kah lo? Lo yang gw tulis di sini?
Gw udah pengalaman menjaga dan merawat 3 anak kecil. Fanny, dan adik2 tiri gw-ella, abel.jadi gw sebenarnya udah siap jadi bokap. Cuma kayaknya belum bisa banget krn gw belum punya pekerjaan tetap. Jadi gw Cuma bisa menahan niat hati untuk menikah brur. Jaman orang tua dulu, pria 21an aja udah mau kawin. Istri itu hiburan layaknya. Saat malam gelap dan listrik ga ada, tivi ga ada, coffeeshops ga ada, hanya ada lampu teplok istrilah barangkali pelipur lara dan letih kami kaum pria.mungkin itu jugalah yang membuat orang2 dulu anaknya banyak. Tiap malam bercumbu, bercinta, wah. Capek pastinya.
Gw bingung tang mau nulis apa lagi. Sebenarnya gw mau mendedikasikan tulisan ini buat lo. Mudah2an lo ga repot menangani si kecil. Gw tau kita masih muda dan kayaknya hidup ini menjadi begitu cepat berlari sampai-sampai kita ada di titik yang ngga kita mengerti dengan semua pertanyaan kita akan masa depan. Gw berharap kita bisa bertemu lagi di kampus. Memang sih pikiran lo sudah ada yang mengambilnya, anak kecil itu. Siapa namanya kah? Ntar kenalin gw kalo gw kesana ya. Ngga berasa gw jadi om. Uhuhuhu. Anak lo ada lah perayaan hidup terbesar lo dan kiki. Mudah2an dia menjadi harta seluruh keluarga, seperti halnya gw menyayangi adik2 gw. Mudah2an kita masih diberi kesempatan untuk menerima harta kehidupan lainnya ya tang.
Gw agak takut kalo kita masih menganggap hidup ini Cuma arena permainan dan ngga bisa serius. Sesantai dan segila apapun Ozzy osbourne tetep aja dia serius kalo soal keluarga. Siang-siang begini apa yang lo kerjain tang? Si kecil udah mimik? Udah tidur lagi?

Gw ngelihat keluar jendela dan menyaksikan langit biru luas yang panas di luar sana. Menarik napas. Tuhan gw terjebak.